Minggu, 12 November 2017

takdirlah sutradaranya

Takdirlah Sutradaranya

Andai kau menyatukan sepasang kasih, ga ada luka menyayat lara, ga ada puitis punya kandungan dusta ga ada air mata terbuang percuma, ga ada hidup berakhir sia. Tidakkah kau dengar rengkuhan doa memanggil cinta?
Takdir, kutulis kisahku menyentuh ibamu, menghendaki kau satukanku bersama dengan kasihku.
Disepertiga malam, jaman seakan berhenti. Seakan semua terkesima mendengar munajatku yang memohon bakal cinta.
Kasihku berawal berasal dari perjumpaanku bersama dengan Rahman, saat ia jadi guru ngajiku.
Rahman istimewa. Ia tuli berasal dari konsonan kata tak bermakna, ia bisu berasal dari ucapan kotor berasal dari bibirnya, ia lumpuh berasal dari jalur mungkar. Ia hafidz. Ia nyaris sempurna. Namun, penglihatan diambilNya, supaya ia tak terlena oleh kegelimangan dunia fana.
Aku mencintainya.
Suatu hari, Rahman meminagku. Aku bahagia, sampai aku lelah sendiri supaya semesta tau tentang bahagiaku.
Namun kenyataan menumbuhkan ego, saat orangtuaku menampik Rahman, bahkan mencacinya.
“Dasar orang buta! Mau kau kasih makan apa anakku. Hidupmu saja di panti asuhan. Mau kau ajak ngemis nantinya he…"
Cinta. Aku kalap. Orang tuaku murka sampai menumbuhkan penyakit ginjal didalam diriku.
“Jika kita berjodoh, Insyaallah kita bakal bertemu sebagai pasangan yang hahal La."
Ingin hati memeluknya. Menangis, bercerita bakal hidupku yang rapuh digerogoti asa yang terlanjur bahagia.
“Aku mencintaimu Mas."
“Aku pun tetap mencintaimu La. Tapi, simpanlah cinta itu untuk pasangan kita kelak."
“Mas…" aku menunduk. Pandanganku kabur. Gelap.
Nyeri menusuk igaku. Tarikan nafas seakan mencekikku. Setelah operasi ginjal tiga hari lalu, aku siuman.
Sebuah mukena dan tape recorder ada di sebelah daerah tidurku.
“Laila terkasih…
Telah kuterima ketulusanmu bersama dengan cintaku. Jaga ginjalku Lalila. Perkenalan denganmu adalah bahagiaku, aku pergi bersama dengan tenang, kutunggu kau di surga, bersama dengan kebahagiaan cinta kita. Insyaallah."
Aku terseok mengejar saat membawa Rahman pergi. Menghampiri hujan duwit serasa menjahit kulitku.
Kejam!! Takdir… Kemana kau bawa Rahman? Aku mendambakan kebersamaan, bukan ginjal…
Sebuah truk melaju kencang. Aku mematung di sedang jalan. Biar kuakhiri semua disini. Aku siap. Rodanya melaju semakin dekat. Aku memejamkan mata dan… trus itu menembus tubuhku.
Tubuhku terlihat samar. Terasa mudah terangkat ke udara. “Kau tak harus melakukan itu Ukhti." nada Rahman lembut, selanjutnya menggandeng tanganku menuju titik terang.
Siti menangis tersedu di atas makam putrinya, Laila. Operasi yang dijalani anaknya gagal. Penyesalannya adalah anaknya meninggal didalam suasana kecewa bakal cinta yang ditentangnya. Ia hanya sanggup meratap penuh penyesalan.
“Maafkan ibu nak. Semoga kau suka di surga bersama dengan Rahman…" doanya.
Nah itulah beberapa pembahasan contoh cerpen singkat, mengenai cerpen persahabatan, cerpen penagalaman pribadi, cerpen pendidikan, cepen keluarga dan cerpen cinta. Mulai dari pembahasan tentang cerita pendek beserta dengan pengertian cerpen, unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen serta ciri-ciri cerpen, tidak lupa dengan cerpen singkat dari beberapa referensi contoh cerpen yang sangat menarik beberapa contoh diantaranya adalah seperti cerpen singkat diatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RELEVANSI SILKROAD MARITIM

Slik Road Maritim sudah ada pada abad pertama masehi, yang mana menghubungkan China dengan negara-negara di Timur Tengah. Semasa kepemimpi...